BANGRIER & PROPESI PGRI KABUPATEN KARAWANG

Minggu, 18 September 2011

Penempatan suatu Jabatan PNS Daerah Balas jasa PILKADA/Team Sukses


Jenjang Karier PNS di Daerah Masih Amburadul

Diposkan oleh PELITA KARAWANG ON LINE
ILUSTRASI
PELITAKARAWANG.COM-.JAKARTA - Jenjang karir PNS daerah dinilai masih amburadul. Akibatnya, seorang PNS yang sudah terlatih tidak bisa menerapkan keahliannya karena bidang kerjanya berbeda.

Penilaian itu disampaikan Sekretaris Utama BKN Edy Sujitno  Minggu (18/9). "Sistem penjenjangan karir PNS daerah kacau sekali. BKN jadi sulit untuk melakukan pendataan pegawai karena petugasnya ganti terus sehingga tidak mengerti dengan apa yang diinginkan pusat," kata Edy.

Dia mencontohkan, untuk memudahkan pendataan pegawai maka BKN melatih seorang PNS untuk menjadi seorang analis kepegawaian. Namun ketika sudah pintar dan dikembalikan ke daerah, pegawai yang dilatih itu malah dipindah. Padahal untuk mendidik satu pegawai menjadi seorang analis butuh anggaran yang cukup besar.

"Ini yang menjadi kendala bagi pusat. Sengaja kita didik PNSnya agar bisa memudahkan pusat dalam meminta data kepegawaian di daerah. Tapi di daerah tidak mendukung program ini," katanya menyesalkan.

Dia ikut mengkritisi program rotasi maupun mutasi pegawai di daerah yang hanya dalam hitungan bulan. Alhasil, di daerah sulit ditemukan PNS yang punya keahlian tertentu.

"Kita mengharapkan daerah bersinergi dengan pusat. Jangan seenaknya melakukan rolling pegawai tanpa mempertimbangkan keahlian serta jenjang karir pegawai bersangkutan. Ke depan, ini akan kita ubah. Yang sudah ahli tidak bisa dipindah ke tempat lain agar jenjang karirnya jelas," pungkasnya.(Esy/jpnn).(www.pelitakarawang.com)

SURAT TERBUKA UNTUK "PARA PEJABAT DI KARAWANG"

TERBUKA UNTUK "PARA PEJABAT DI KARAWANG" 

KARAWANG.Hari Jadi Karawang ke-378 M sudah berlangsung dengan lancar.hampir semua orang di kota Karawang (bisa baca,“alabatan Protap saja,eta mancing  bareng pejabat sareng  apa betul banyak ikan nu tebar dengan  dananya cocok)” merayakan hari kemenangan dengan penuh suka cita. Hanya saja di tengah kegembiraan itu,Terasakah atau terlihatkah potret nyata kemiskinan yang ada di sekitar kita.jika di amati di lapangan, kemiskinan menampakkan dirinya di saat “Hari Jadi Karawang “berlangsung.

Mereka mencoba untuk ikut  menikmati kebahagiaan  "para pejabat dan anggota dewan serta undangan  yang duduk manis di dalam gedung DPRD Karawang.Ingatkah "Para pejabat"  atau "para anggota dewan" yang sedang bahagia,berapa jumlah kaum dhuafa di kabupaten Karawang?berapa orang yang masih menenteng izasah cari kerja dan kebanyakan tertolak tanpa alasan jelas?.

Pada setiap kekayaan yang dimiliki kaum Muslimin, terdapat 2,5 persen haknya anak yatim-piatu. Itu di luar zakat fitrah yang harus dibayarkan menjelang Salat Idul Fitri maupun sedekah yang hendak diberikan,sudah tepatkah pemberian zakat infak /shodaqoh di Karawang?

Kalau benar potensi zakat yang ada sebesar itu di lihat dari jumlah penduduk Karawang yang berada,termasuk para pejabat,anggota dewan dan dermawan,kalau kita bisa mengelolanya secara benar,seharusnya bisa kita pakai untuk meningkatkan derajat mereka yang masih hidup dalam kemiskinan  dan linangan air mata.Kita harus berani mengatakan bahwa kemiskinan masihlah besar jumlahnya di tengah masyarakat kita. Itu terutama bisa kita rasakan pada saat Idul Fitri sekarang ini. Begitu banyak orang yang mengharapkan pembagian zakat termasuk zakat mal.Setiap kali ada pembagian zakat, kita selalu melihat sesuatu yang mengenaskan.kaum duafa saling berebut untuk mendapatkan pembagian zakat. Mereka saling dorong dan injak untuk mendapat pembagian uang Rp 10.000 atau Rp 20.000-an.

Sungguh merupakan cermin yang pantas membuat kita merasa sedih sebagai masyarakat utama para  pejabat yang terhormat di  Karawang.

Atas dasar itu kita memang harus bergegas memperbaiki diri.Kita jangan terlalu cepat berpuas diri bahwa pembangunan sudah berhasil meningkatkan pendapatan perkapita di Karawang atau UMR yang cukup di Karawang?tapi siapa sebenarnya yang menikmati UMR di Karawang,apakah orang-orang Karawang total?tidak semuanya bahkan masih banyak sarjana yang masih tertidur pulas di rumahnya karena tidak ada lahan berekpresi diri dengan keahliannya. Memang kita melihat adanya peningkatan kelas menengah yang cukup signifikan. Namun masih masyarakat  yang hidup di bawah  garis kemiskinan juga masih banyak.

Itulah yang membuat kita harus bekerja keras. Kita bukan tidak boleh bergembira atas keberhasilan yang sudah dicapai. Namun kita harus lebih peduli kepada saudara-saudara kita yang masih hidup dalam kemiskinan.mungkin di antara mereka,saudara kita  harus sampai meninggal untuk mendapatkan sesuap nasi,dan itu jangan di jawab mustahil terjadi, silakan tidak turun kebawah.

Tugas pertama tentunya ada di tangan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan yang masih ada. Pemerintah harus memacu anggaran pembangunan agar lebih efektif menyentuh masyarakat banyak,dengan anggaran itu, pemerintah harus memacu masyarakat untuk tidak hanya menengadahkan tangan, tetapi mau menyingsingkan lengan baju,tidak di pungkiri ,ada dari warga masyarakat Karawang yang sekarang ini terjangkit penyakit malas. Itu bisa disebabkan karena terlalu mudahnya untuk meminta-minta atau karena memang terbatasnya lapangan kerja atau takut di ungkapnya kasus-kasus di Karawang, sehingga mereka harus menjadi pengemis.


INILAH FAKTA NYATA LAPANGAN

Kita tidak bisa membiarkan mereka terus menjadi masyarakat pemalas.Kita harus mendidik mereka untuk menjadi pekerja keras. Karena itu jangan biarkan program belas kasihan seperti bantuan langsung tunai,kepada “mereka premanisme bergaya propesional dengan propesinya” terus dijalankan, tetapi dorong program pemberian kail seperti mengajak masyarakat terlibat dalam program pembangunan infrastruktur atau mengajak mereka berusaha sesuai keterampilan mereka misal PNPM Mandiri pedesan /perkotaan.


Pada tingkat masyarakat, kita harus mampu mengefektifkan pemanfaatan penggunaan zakat atau kegiatan-kegiatan sosial lainnya. kita bisa libatkan entrepreneur sosial untuk menggerakkan masyarakat agar menjadi masyarakat yang produktif,Kita memiliki cukup banyak enterpreneur sosial. mereka selama ini sudah bekerja untuk memberdayakan masyarakat. mereka hidup di tengah realitas masyarakat dan memberi kontribusi positif untuk membentuk masyarakat yang lebih produktif.

Idul Fitri mengajarkan kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.kita melihat banyak energi positif yang ada di tengah masyarakat kita.hanya saja kita merasakan juga adanya energi negatif di tengah masyarakat akibat oknum-oknummodren.

Tugas kita bersama,bagaimana mendorong energi positif itu untuk lebih kuat daripada energi yang negatif. Hanya dengan itulah maka kita akan bisa memperbaiki kehidupan masyarakat Karawang yang masih di bawah garis kemiskinan.Selamat Hari Jadi Karawang ke378.Semoga Kabupaten Karawang terus berjaya dan bisa mensejahterakan masyarakatnya.(aa)/sumber: PELITA KARAWANG.

Lepas Mengajar ,Saya jadi Tukang Bas

Rosidin ,S.Pd.
KARAWANG.Judul di atas adalah ucapan salah satu guru di kabupaten Karawang yang di temui PELITAKARAWANG tiga hari yang lalu di salah satu tempat,dimana dia bekerja sebagai tukang bas (tukang membuat rumah) atau selepas dia dinas mengajar.

Dia adalah Rosidin S.Pd,seorang  guru asal kecamatan Pedes dan mengabdikan diri di SDN Sungai Buntu Satu

Pekerjaan ngebas saya lakukan setelah jam mengajar di sekolah tuntas,Insya Allah semua yang saya lakukan tidak akan mengganggu tugas,hak dan kewajibaan saya sebagai PNS guru.

Karena,sambung dia,"Pekerjaan yang saya lakukan hanya sifatnya sambilan dan hanya mengisi waktu-waktu kosong diluar kegiatan sekolah misal KKG Bermutu,dan lain-lain yang mengikat kedinasan keguruan".

Apa alasan bapak atau mengapa bisa ngebas?,tanya PELITAKARAWANG.COM.

Sudah menjadi rahasia umum mungkin dan sejujurnya, saya mengejar target dapur yang sifatnya perlu di bantu dari hasil kerja atau gaji selama ini,di sisi lain memang ini status awal saya sebelum jadi PNS, masih ada saja yang suka bertanya masyarakat,Apakah masih luang untuk ngebas?,ya apa boleh buat , selagi ada orang yang masih percaya hasil kerja saya ngebas dan memang sikon, pak,terang Rosidin sambil mengukur bahan akan pekerjaaanya. Sumber: www.pelitakarawang.com

Al- Qur’an Sebagai Sumber Pokok Pendidikan Islam

Oleh : Sri Sumirat  : Pengurus Majelis Taklim Anur RDB "Rumah Dinas Bupati" Karawang 


KARAWANG.Al-Qur’an adalah merupakan Wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, dimana isinya tidak diragukan lagi dan sebagai petunjuk, pedoman, bagi umat islam yang meliputi seluruh aspek kehidupan, dan sekaligus sebagai dasar pendidikan umat islam disamping  Sunah Rossullulloh SAW, sebagai Firman Allah dalam Al-Qur’an  :  Dan kami  tidak menurunkan kepadamu al kitab ( Al-Qur’an ) melainkan agar kamu bias menjelaskan kepada mereka perselisih itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman ( QS, An-Nahl  64 )


“ Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mereka memperlihatkan ayat ayat Nya dan supaya      mendapatkan pelajaran orang orang yang mempuyai pikiran ( QS, SHAD 29 ).

Pada hekatnya AL-Qur’an merupakan perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian, ia pada umumnya adalah merupakan kitab Pendidikan Kemasyarakatan, moral (ahlak ) dan spiritual ( Kerohanian )

Kita sebagai umat yang beriman sudah barang tentu untuk lebih memperdalam mempelajari isi kandungan Qur’an , karena dengan mempelajari apa yang terkandung didalam Al-Qur’an akan lebih mengetahui isi dan maksud dari pada Al Qur’an yang akan selanjutnya akan dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari hari sebagai bekal hidup di hari nanti.

Al Qur’an yang merupakan lukisan atau gambaran fitrah manusia dan Rasulullah merupakan idealisasi dari ftrah manusia seperti yang tertulis dalam hadis bahwa ahlak Muhammad adalah al qur’an , maka agar al – qur’an itu bias menjadikan petunjuk perlu dipelajari isi yang terkandung dalam al qur’an melalui belajar membaca / mengaji Al Qur’an di mulai dari diri pribadi, keluarga dan tetangga, rekan kerja serta saudara se agama.

Adapun maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak dengan segala ilmu  yang belum diketahui tetapi menanamkan rasa fadilah membiasakan dan mempersiapkan untuk suatu kehidupan yang sucisluruhnya iklas dan jujur maka tujuan pokok dari pembelajaraan / pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.

Ruang lingkup pendidikan didalam pandangan islam tidak sempit, tidak saja terbatas pada pendidikan duniawi semata mata , tetapi rasulullah sendiri mengasung setiap individu dari uma islam supaya bekerja untuk agama dan dunia sekaligus Berkata : “ Bekerjalah untuk dunia mu seakan akan engkau akan hidup selama lamanya dan bekerja lah untuk akherat mau seakan akan engkau akan mati esok “

Sebagai pendidikan islam yang bersumber dari Al-Qur’an memperhatikan segi segi agama , moral dan kewajiban dalam pendidikan dan pengajarannya dan juga tidak meremehkan segi segi kemampuannya, dan juga perlu dipahami bahwa pendidikan Islam tidak seluruhnya bersifat keagamaan, akhlak dan kehormatan semata mata tetapi ketiga hal inilah yang lebih dipentingkan dibandingkan dengan segi segi  kemampuan lainnya .Dasar pendidikan islam tidaklah kebendaan tau pokok dalam pendidikan.

Menurut pendapat Al Faribi, Ibnu Sina , Ikhwa As- Safa kesempurnaan manusia itu tidak akan tercapai kecuali dengan menyeraskan antara agama dan ilmu “ Agama tanpa ilmu pengetahuan lemah, Ilmu pengetahuan tanpa agama Buta”

“ MARILAH KITA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DISEGALA BIDANG KEILMUAN DENGA TIDAK MELUPAKAN AGAMA “

“ JADIKAN LAH AL QUR’AN SEBAGAI SUMBER PENDIDIKAN / PEMBELAJARAN DALAM KEHIDUPAN.
Bambang Iswanto/red.(Sumber :PELITA KARAWANG

Workshop Pendataan Program BOS 2011



KARAWANG.BOS (Bantuan Operasional Sekolah) adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Program wajib belajar sendiri merupakan amanah dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 34 ayat 2 dari UU tersebut menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sementara pada ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Sasaran Program dan Besar Bantuan

Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk SMP (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.

Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku pada tahun anggaran 2011, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan:


   1. SD/SDLB di kota                                                :    Rp 400.000,-/siswa/tahun
   2. SD/SDLB di kabupaten                                        :    Rp 397.000,-/siswa/tahun
   3. SMP/SMPLB/SMPT di kota                                   :    Rp 575.000,-/siswa/tahun
   4. SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten                          :    Rp 570.000,-/siswa/tahun

Pelaporan Penggunaan BOS
Melihat besarnya anggaran yang dikucurkan pemerintah bagi BOS bagi selayaknya ada suatu sistem pelaporan yang kredibel dan transparan. Untuk masalah ini Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar melakukan inisiatif untuk membuat pelaporan dana BOS melalui teknologi web. Wujud nyatanya adalah pembuatan web mengenai BOS (http://bos.kemdiknas.go.id). Dengan memanfaatkan data center yang ada di Pustekkom maka sejak akhir Agustus 2011 web bos tersebut sudah aktif dan dapat diakses.

Untuk mensosialisasikan web tersebut maka Ditjen Dikdas melakukan workshop pendataan program BOS yang dilakukan di 4 kota : Bandung, Batam, Surabaya, dan Makassar. Workshop di Bandung dan Batam diselenggarakan pada tanggal 7-9 September 2011, sementara untuk Surabaya dan Makassar akan diselenggarakan pada tanggal 13-15 September. Peserta workshop adalah petugas data BOS yang telah ditunjuk dari masing Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.

Workshop di Batam dibuka oleh Dirjen Dikdas Prof. Suyanto, PhD yang disertai oleh Direktur Pembinaan SMP Didik Suhardi, SH, M.Si. Peserta workshop di Batam adalah petugas data dari kabupaten/kota di wilayah Sumatera. Workshop di Bandung dibuka oleh Set.  Ditjen Dikdas Dr. Bambang Indriyanto yang disertai oleh Direktur Pembinaan SD Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. Peserta workshop di Bandung adalah petugas data dari kabupaten/kota di wilayah Jawa dan Kalimantan.

Harapannya tentu saja adalah dengan pemanfataan TIK yang baik (khususnya internet) pelaporan penggunaan dana BOS dapat lebih transparan dan kredibel, dan jika hal ini terjadi maka citra Kementerian Pendidikan Nasional akan semakin meningkat. Penyelenggaraan pendidikan yang bersih dan bebas dari korupsi merupakan dambaan bagi seluruh insan pendidikan Indonesia. Semoga Kemdiknas dapat menjadi pelopor di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan amanah.(SUMBER:JARDIKNAS)

Tunjangan Profesi Guru

Pengurus PGRI Provinsi Yth.

PGRI telah melakukan upaya dan koordinasi karena banyaknya Tunjangan Profesi Guru (TPG), tunjangan fungsional, dan tambahan penghasilan bagi guru non-sertifikasi yang belum dibayarkan. Perlu kami sampaikan bahwa Kementerian Keuangan telah mentransfer dana TPG kepada pemerintah kabupaten/kota untuk dua triwulan.

Dalam ketentuan dinyatakan bahwa dalam waktu 1 bulan semenjak dana tersebut diterima harus sudah selesai diberikan kepada guru yang berhak dan melaporkan ke Kementerian Keuangan. Distribusi dana tersebut tidak harus menunggu selesai proses APBD Perubahan.

Berdasarkan Permendagri No 13 Th 2006, cukup dengan surat rekomendasi Bupati/Walikota yang disetujui oleh DPRD, TPG dan tambahan penghasilan bagi guru yang belum bersertifikat dapat dibayarkan. TPG harus segera dicairkan karena pada bulan Agustus atau paling lambat minggu ke-2 September, Kementerian Pendidikan Nasional bersama Kementerian Keuangan akan mengundang seluruh dinas pendidikan dan keuangan Pemda untuk melaporkan dana tunjangan yang telah diberikan dan rekonsiliasi data guru penerima tunjangan.

Terima kasih.

Salam
Sulistiyo
Ketua Umum PB PGRI

Jual Beli Jabatan Kasek SD,Menjelang PERIODESASI


Minggu, 18 September 2011

PERIODESASI:Kursi Kasek di Karawang Mulai Transaksi " Wani Piroo"

Di beritkan pada : Minggu, September 18, 2011@ Terima kasih telah berkunjung ke Situs Resmi Kami "MEDIA PENDIDIKAN DAKWAH PERTAMA - TERPOPULER " di Kabupaten Karawang Semoga memberikan manfaat untuk itu Berikanlah kritik,Saran dan Informasi serta berikan komentar setiap pemberitaan kami atau Silahkan hubungan PELITAKARAWANG.COM lebih lanjut ke Nomor Redaksi : 0267- 4663999 - 085715063456-085881289555 atau ke E-mail:pelitakarawang@gmail.com.
PELITAKARAWANG.COM.-KARAWANG.Periodesasi untuk para Kasek di Karawang sudah terlaksana sejak kepimpinan bupati H.Dadang S Muctar & Hj.Eli Amalia Priatna Wakil bupatinya dengan Kadisdikpora saat itu,Drs.H.Yan Zuwarsyah.'Penuhi syarat -syarat yang berlaku untuk jabatan itu dan tanpa uang dalam meraih jabatan Kasek" ,demikian keterangan Yan  di konpirmasi oleh PELITAKARAWANG.COM jelang lengser dari jabatannya.. 

Periodesasi  Kasek berpedoman Permendikans juga di perkokoh oleh Perda yang di keluarkan oleh para penguasa Karawang,di pemberlakukannya periodesasi  sempat terjadi adu tegang antara PGRI dengan DPRD  plus bupati,penolakan PGRI waktu itu terwakili salah saeorang pengurus PGRI kabupaten Karawang,Nandang Mulyana. 

Proses periodesasi katanya terus berjalan namun sampai berita di turunkan 18/09/2011  belum jelas pembelakukan resminya per-Sk,seharus sesuai waktu yang berjalan "SK bagi mereka" para Kasek yang terdelet dan yang terangkat sudah kelihatan batang hidungnya",menurut salah satu sumber di Kabupaten " SK masih menuggu waktu".

Terlepas waktu kapan akan di keluarkan SK bagi mereka yang hak mendapatakan untuk naik atau turun jadi Kasek di Karawang,mengulurnya waktu untuk datang SK, ada indikasi  di manfaatkannya oleh oknum-oknum tertentu untuk mendapatkan upah admitsrasi SK sampai jutaan.

Info tersiar di dukung narasumber pasti,uang adimistrasi di butuhkan untuk mendapatkan SK sampai  dapat duduk nyaman jadi Kasek di salah satu sekolah sesuai pilihan dan terpatri jumlah uang yang di berikan ke oknum UPTD Disdikpora yang mengatakan demi lancar dinas Kabupaten,kata "para calon Kasek" sekarang.

Menurut info sebelum pula ,para kasek terdahulu pun tidak lepas dari pungutan liar yang di lakukan oknum,malah menurut sumber pasti "kasek menjabat sekarang" mengatakan, ada istilah ke acara lepas sambut kasek juga di tanggung oleh kasek yang duduk baru masuk dan SPJ silakan di buat ,darimana nih duitnya?"jelas sasaran adalah "uang BOS",jadi SPJ narasi dong....

Ada satu kepala sekolah yang sudah terdelet awal periodesasi,namanya Agus asal PGRI Cabang Lemahabang mengatakan,PGRI Kabupaten Karawang harus bisa mempertegas ke dinas dengan membantu para rekan guru yang menuju  janjang kariernya jadi kasek dengan mengusung dedikasi dan prestasi nyata,karena tidak di pungkiri awal periodesasi secara umum ada kecolongan,"mereka" yang lolos hanya bermodal SI sebagai syarat tapi tidak bisa membuktikan kesarjanaanya,ungkap dia.

Sambung Agus,juga mereka yang terdelet terkena dampak pshiologis,terjadinya pembunuhan karaketr bagi Kasek yang berprestasi ,di sisi lain juga terjadi adaptasi lama bagi kasek yang baru dan pejabat lama yang lengser.

"MK" Salah satu Kasek yang sudah siap-siap di delet karena periodesasi mengatakan ke PELITAKARAWANG saat di sambangi ke rumahnya,"Teman-teman yang akan naik kasek" sudah melanggar kode etik di wilayah UPTD kami,coba belum juga saya turun,ada yang sudah bertanya bahkan berulang",berapa jumlah murid dan berapa bayar para rekan guru honorer,malah sadisnya "mereka" sudah intervensi dengan mengatakan,mohonnya pajak -pajak sekolah di bayar,walau itu  benar tapi itu soal rumah tangga yang saya pimpin dan belum tentu juga dia nanti lebih baik pimpin sekolah yang dia mau",terang dia kecewa.

Masih kata MK,"Ka.UPTD juga kurang bijak,dia selalu obral jabatan kasek",tawar-tawarkan jabatan kasek untuk satu sekolah dengan catatan duit" atau bahasa ilkan sekarang "wani piro",untuk bisa duduk sesuai maksud yaitu jumlah murid banyak,tandasnya.

Dunia pendidikan Karawang,seakan jadi ajang bisnis di segala bidang oleh 'dinas UPTD beserta jajarannya"dari jual beli buku sumber,mutasi -rotasi guru /penjaga sekolah dan jabatan kasek,bilang saja ke bupati agar benar-benar uji kelayakan dan kepatutan kasek baru sekarang walau ada aturan baru ,harus ada magang dulu 100 hari bagi kasek baru,tetap saja di bawah banyak oknum,"bohong dan terus korupsi",pungkasnya./AA/red./(www.pelitakarawang.com).

Kamis, 15 September 2011

WASPADALAH !! WASPADALAH!!!WASPADALH


Kamis, 15 September 2011

AWAS PENIPUAN : BERKEDOK PETUGAS KEMENDIKNAS



PELITAKARAWANG.COM-KARAWANG-.Lagi gencar-gencarnya,Kementerian Pendidikan Nasional menyebarkan angket ke daerah-daerah untuk menghimpun masukan tentang mekanisme penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diinginkan untuk mempercepat dana sampai ke sekolah.Di Karawang,tepatnya di wilayah kerja UPTD DISDIKPORA Kecamatan Pedes,telah terjadi penipuan berkedok" pejabat pusat kemendiknas" . 

Menurut Wahyu,Kasubag TU UPTD Disdikpora kecamatan Pedes ,"Saya baru mendapatkan laporan setelah beberapa jam kejadian (14/9/2011),sudah 3 sekolah di Pedes tertipu oknum mengaku-ngaku pejabat pusat Kemendiknas,terangnya.

Lalu kata dia,pelaku datang kesekolah berlagak petugas resmi  lalu mempertanyakan segala yang terkait admitrasi sekolah,dan di akhir perbinacangan sang korban (3 KASEK) di mintai uang persekolah 300-ribuan ,ungkap Wahyu.

"Setahu saya dan ada peraturannya bila akan ada kunjungan dari propensi atau pusat atau pejabat kabupaten datang ke daerah dan  pastinya di sertai surat dari dinas serta di mungkinkan ada petugas pendamping petugas terkait ke lapangan,ya minimal kami di daerah pun di beritahu oleh pihak pendidikan kabupaten,pungkas Wahyu tadi siang di kantornya.15/09/2011.

Kastiar K3S di kecamatan Pedes saat di konpirmasi kejadian menimpa sesama Kepala sekolah mengatakan",Memang benar sudah ada 3 sekolah yang di datangi dari pusat dan di mintai uang oleh pelaku yang  berpakian lengkap ala pejabat dan menggunakan mobil dinas bernomor seri merah,ungkapnya.

Sambung dia,"para pelaku sempat datang ke sekolah saya (SDN Payung Sari I) pagi  bersamaan kejadian menimpa 3 sekolah yang tertipu,tapi saya sedang keluar karena kepentingan sekolah guna persiapan perkemahan,saya berharap,lanjut Kastir.
 
"Bagi siapa saja yang merasa kedatangan tamu dan mengaku-ngaku petugas pusat /propensi atau kabupaten agar memberitahukan ke pihak UPTD ,jaga-jaga jangan terulang kasus yang sama,pungkasnya./Yohanes Lee/red.

(www.pelitakarawang.com)

Sabtu, 10 September 2011

WACANA


PGRI: ATURAN PEMERINTAH JANGAN BIKIN GURU STRESS

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus
Besar Persatuan Guru Republik
Indonesia (PB PGRI) kembali
menggelar Rapat Koordinasi
Nasional (Rakornas) 2011, di
Jakarta.
Ada beberapa hal yang dibahas
dan nantinya akan
direkomendasikan kepada
pemerintah. Salah satunya adalah
harapan PGRI agar dinas
pendidikan, Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara
(Kemenpan), serta pihak-pihak
lainnya, tidak membuat kebijakan
dan regulasi yang memberatkan
guru, terkait pengembangan dan
pembinaan profesi.
Ketua Umum PB PGRI, Sulistiyo,
memaparkan, ada rumor yang
beredar jika Kemenpan ingin
menambah jam mengajar guru
menjadi setara dengan jam kerja
Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada
umumnya, yaitu yang semula 24
jam dalam seminggu menjadi 27,5
jam dalam seminggu.
"Tolong jangan membuat regulasi
yang menyebabkan guru stres,"
kata Sulistiyo, saat ditemui di sela-
sela RakornasPB PGRI, Kamis
(8/9/2011) sore, di Jakarta.
Pria yang akrab disapa Sulis ini
menambahkan, menurut penilaian
berkelanjutan yang dirancang oleh
Kemenpan, dan akan berlaku mulai
1 Januari 2013, penilaian guru juga
diharuskan dengan unsur publikasi
karya ilmiah. Menurutnya, itu
menjadi tidak realistis dengan
kondisi guru saat ini yang
terbentuk dari hasil pembinaan
dan lembaga pendidikan guru di
masa lalu.
"Sekarang masih banyak guru yang
mutunya memang belum bagus.
Jangankan disuruh nulis penelitian,
apalagi yang bekerja di
pedalaman, seminar saja tidak
pernah ada. Jadi, jika ingin
membuat aturan untuk mengatur
guru, hendaknya mengacu pada
kondisi riil guru saat ini. Basisnya
bukan keinginan yang ngawur
tanpa mengenal kondisi
sesungguhnya, karena itu dapat
membuat guru stress," imbuhnya.
Selain itu, Sulis juga mengimbau
agar semua pihak jangan menutup
mata dan menyamaratakan jika
semua guru hebat. Meski baru
sekadar wacana, tapi dirinya
mengaku dapat menangkap, jika di
setiap waktu selalu ada upaya
untuk mempersulit guru.
Ia memberikan contoh, misalnya
saja guru yang mengajar mata
pelajaran Kesenian yang hanya
mendapat jatah satu jam dalam
seminggu. Untuk memenuhi 24
jam waktu mengajar, berarti guru
tersebut harus mengajar 24 kelas
dengan 40 orang siswa, padahal
tidak semua sekolah mempunyai
24 kelas.
Berbanding terbalik, misalnya,
dengan guru yang mengajar mata
pelajaran Matematika. Guru
tersebut dapat mengajar empat
jam dan hanya memerlukan enam
kelas. Baginya, ini merupakan
bentuk ketidakadilan.
"Saya berharap rekomendasi PGRI
kali ini dapat lebih diperhatikan,
termasuk yang terakhir peraturan
penghasilan minimal guru non
PNS, supaya lebih diatur oleh
pemerintah. Setidak-tidaknya sama
dengan gaji guru PNS dengan
pangkat terendah, dan masa kerja
nol tahun. Jika bisa, itu akan sangat
baik, tetapi kalaupun anggarannya
tidak ada, kami mohon tetap diatur
dengan baik, sehingga tidak ada
lagi pihak-pihak yang menganiaya
profesi guru dengan memberikan
upah semena-mena," tandasnya.

Jumat, 02 September 2011

Rekrutmen Calon Kepla Sekolah Dasar


Jumat, 02 September 2011


PR BESAR BAGI "KADISDIKPORA" KARAWANG

Posted by PELITA KARAWANG ON LINE Jumat, September 02, 2011, under  |


PELITAKARAWANG.COM-.Diawali pada akhir tahun 2009, Kabupaten Karawang telah melaksanakan pembatasan masa jabatan kepala SD, SMP dan SMA/SMK, untuk melaksanakan  Perda (Peraturan Daerah) Kabupaten Karawang Nomor 8 tahun 2009 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Karawang., yang kemudian diatur oleh Perbup No 47 Tahun 2009 Tentang Mekanisme Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang. 

Hampir dua tahun kebijakan itu berjalan. Ternyata , perjalanannya tidak mulus semulus-mulusnya. Hingga saat ini (September 2011), masih banyak Kepala (SD) yang sebenarnya sudah melewati masa jabatan dua kali empat tahun, masih menjabat sebagai Kepala (SD). 
Ketika persoalan tersebut ditelusuri dan dikonfirmasi pada pejabat terkait, diperoleh keterangan, bahwa pemberhentian jabatan itu akan dilakukan setelah akhir tahun ajaran 2011. Alasannya, katanya, masih banyak tanggung jawab kepala sekolah yang secara administratif harus dikerjakan dan dipertanggung jawabkan oleh kepala sekolah yang bersangkutan. 
Persoalannya, ternyata menjadi komoditi " kebijaksanaan internal". Yang bila dilogikakan, peraturan tersebut, di lapangan, tidak gampang untuk dilaksanakan.
Kemudian bagaimana masa depan Perda tersebut.

Pantauan kami, Pemkab Karawang saat ini sedang membuat konsep yang menyangkut pemberhentian beberapa kepala sekolah yang sudah habis masa jabatannya. Persoalannya, bagaimana menyiapkan pengganti (kepala sekolah yang baru). Sistem rekrutmenya, harus lebih baik dan berkualitas dari yang sudah-sudah.

Sebuah Alternatif

Hasil seleksi Calon Kepala Sekolah yang diumumkan melalui Pengumuman Nomor : 800/2988/Disdikpora, tertanggal 17 Desember 2009 yang ditandatangani oleh Kadisdikpora saat itu ( Drs.Yan Zuharsyah), dinilai banyak titik-titik lemah yang seyogyanya diperbaiki, agar menghasilkan calon-calon kepala sekolah yang berkualitas Paling tidak berstandar minimal sebagai seorang "pemimpin",walau menurut beberapa pihak kepemimpinan di sekolah (SD) tak memiliki dampak material apa-apa, karena jabatan kepala sekolah bukanlah jabatan eselon, alias tidak mendapat tunjangan khuisus/tunjangan pimpinan.
Meski demikian tidak berarti calon kepala sekolah boleh sembarangan,karena, ketika dia ditugasi jabatan kepala sekolah maka tanggungjawab dari bangsa dan negara berada dipundaknya untuk mengelola satuan pendidikan yang dipimpinnya. Dia dituntut mampu mengelola ( to manage), membimbing,mengarahkan sesuai dengan program yang lebih besar, yaitu keberhasilan pendidikan bangsa. Dan itu bukan tanggungjawab yang spele, karena menyangkut masa depan bangsa.

Barangkali, tidak ada salahnya, sebelum seorang guru diikut sertakan sebagai peserta seleksi calon kepala sekolah di tingkat kabupaten, dia harus melalui dulu sebuah proses "kelayakan" yang dilakukan oleh pejabat yang diberi wewenang melakukan penilaian. Tentu dengan melibatkan berbagai fihak yang dianggap berkepentingan dengan jabatan itu, termasuk masyarakat. Dengan catatan bahwa pelaksanaannya harus : JUJUR.

Ingat......bahwa carut marutnya bangsa ini karena telah sangat susahnya mendapatkan orang yang jujur. Jujur dalam arti sesuatu yang menjadi keyakinan dirinya. Bukan kejujuran terpaksa karena banyak orang yang mengawasi.

Sebuah ujian awal bagi Kadisdikpora yang baru. Masyarakat akan melihat hasilnya.
Selamat bekerja.

Ditulis oleh Kasim Suriadinata,S.Pd  (Wa Pemred Pelita Karawang)
(www.pelitakarawang.com)